Tuberculosis (TB) masih merupakan masalah kesehatan baik di Indonesia maupun dunia dan merupakan penyebab utama kematian manusia. Penyakit yang disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis ini dapat didiagnosis dengan memeriksa dahak pasien menggunakan metode mikroskopis (Subagyo et al., 2006). Menurut Toman (1979) dalam Sembiring (2005) untuk menemukan 1 kuman pada rata-rata lapang pandang pemeriksaan mikroskopis diperlukan jumlah kuman sebanyak 10 sel/ml dahak. Mansjoer et al. (2001) menyatakan bahwa gejala utama TB adalah batuk lebih dari 4 minggu (dengan atau tanpa sputum), malaise, gejala flu, demam derajat rendah, nyeri dada dan batuk darah.
Menurut Jawetz et al. (1996), M. tuberculosis tidak dapat digolongkan sebagai bakteri gram-positif ataupun gram-negatif. Mycobacterium merupakan bakteri yang tidak mudah diwarnai, namun jika sekali diberi warna bakteri ini tahan terhadap dekolorisasi oleh asam atau alkohol. Oleh karena itu, Mycobacterium dinamakan “basil tahan asam (BTA)”. Sifat tahan asam ini bergantung pada integritas struktur selubung berlilin bakteri tersebut.